KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Pengertian permintaan dan penawaran,hukum dan faktor
yang mempengaruhi dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran
(supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satu
harga dan kuantitas (jumlah barang). setiap transaksi perdagangan pasti adalah
permintaan,penawaran,harga dan faktor yang mempengaruhi.
A. Definisi permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau
diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.sedangkan penawaran adalah sejumlah
barang yang dijual atau di tawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang
bertindak sebagai permintaan adalah pembeli,sedangkan penjuala adalah
penawaran.ketika terjadi transaksi antara penbeli dan penjual maka kedua nya
akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari
tawar menawar yang alot.
B. Hukum permintaan dan penawaran
Hukum Permintaan
”Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang
tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu
barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut (cateris paribus)”.
Hukum tersebut setara dengan : bila harga naik maka
penawaran naik, penawaran sedikit bila harga turun (hukum penawaran).Oleh
karena itu permintaan dan penawaran merupakan hal yang saling berkaitan. Hukum
permintaan di atas memberikan gambaran bahwa konsumen (pembeli) akan berlaku
lebih konsumtif jika terjadi penurunan harga. Konsumen menjadi lebih konsumtif
terhadap barang maka barang tersebut makin banyak diminta. Hal ini terjadi
karena mereka ingin mendapatkan suatu kepuasan berupa keuntungan yang
sebanyak-banyaknya. Namun jika harga mulai menaik (tinggi) konsumen tidak lagi
mementingkan suatu barang tersebut untuk dikonsumsi lebih banyak. Tetapi mereka
cenderung untuk mengganti produk tersebut dengan barang yang lebih murah.
Misalnya dalam suatu kurun waktu tertentu permintaan terhadap gula tebu menurun
dikarenakan harga yang semakin meningkat. Sehingga konsumen yang biasanya
menggunakan gula tebu akan beralih ke penggunaan gula aren yang harganya lebih
murah jika dibandingkan dengan gula tebu.
Jika terjadi suatu permintaan yang tak terhingga atau melebihi batas maka hal ini akan menjadikan suatu kondisi berupa kelangkaan barang (kebutuhan/keinginan seseorang atau masyarakat lebih besar dari pada tersedianya barang dan jasa tersebut). Kelangkaan barang ini terjadi ketika harga barang yang sangat murah banyak diminta oleh para konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan terhadap barang tersebut. Karena kelangkaan tersebut maka harga yang sebelumnya jauh lebih murah, lambat laun akan meningkat. Dalam Hukum Permintaan dijelaskan bahwa semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Hal yang berbeda justru terjadi pada saat hari raya tiba, pada saat hari raya harga-harga barang semakin naik tetapi permintaan juga semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena para pelaku ekonomi (khususnya para pelaku rumah tangga) memerlukan kebutuhan yang lebih besar dari kondisi yang sebelumnya. Dalam menghadapi hari raya semua orang yang merayakan membutuhkan segala sesuatunya lebih banyak jika dibandingkan dengan hari biasa sehingga hal ini dimanfaatkan bagi para pedagang untuk meraup untung sebesar-besarnya. Semakin banyak permintaan maka semakin tinggi pula harga barang. Hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum permintaan ekonomi (Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut) pada uraian di atas tersebut. Intinya dalam perayaan hari raya penjual menginginkan adanya keuntungan besar sehingga mereka memanfaatkan momen tersebut sebagai nilai tambah penjualan mereka dengan cara memperoleh laba yang besar. Jadi hukum permintaan tidak berlaku mutlak pada asumsi ceteris paribus.
Jika terjadi suatu permintaan yang tak terhingga atau melebihi batas maka hal ini akan menjadikan suatu kondisi berupa kelangkaan barang (kebutuhan/keinginan seseorang atau masyarakat lebih besar dari pada tersedianya barang dan jasa tersebut). Kelangkaan barang ini terjadi ketika harga barang yang sangat murah banyak diminta oleh para konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan terhadap barang tersebut. Karena kelangkaan tersebut maka harga yang sebelumnya jauh lebih murah, lambat laun akan meningkat. Dalam Hukum Permintaan dijelaskan bahwa semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Hal yang berbeda justru terjadi pada saat hari raya tiba, pada saat hari raya harga-harga barang semakin naik tetapi permintaan juga semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena para pelaku ekonomi (khususnya para pelaku rumah tangga) memerlukan kebutuhan yang lebih besar dari kondisi yang sebelumnya. Dalam menghadapi hari raya semua orang yang merayakan membutuhkan segala sesuatunya lebih banyak jika dibandingkan dengan hari biasa sehingga hal ini dimanfaatkan bagi para pedagang untuk meraup untung sebesar-besarnya. Semakin banyak permintaan maka semakin tinggi pula harga barang. Hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum permintaan ekonomi (Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut) pada uraian di atas tersebut. Intinya dalam perayaan hari raya penjual menginginkan adanya keuntungan besar sehingga mereka memanfaatkan momen tersebut sebagai nilai tambah penjualan mereka dengan cara memperoleh laba yang besar. Jadi hukum permintaan tidak berlaku mutlak pada asumsi ceteris paribus.
Hukum Penawaran
”Menyatakan semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin banyak
jumlah barang yang ditawarkan , dengan anggapan cateris paribus”
Apabila harga naik, maka jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan meningkat. Jika harga barang atau jasa turun, maka jumlah
barang/jasa yang ditawarkan berkurang. Hukum penawaran berbanding lurus dengan
harga barang. Hukum ini juga tidak berlaku mutlak cateris paribus. Semakin
banyak penawaran harga cenderung turun. Harga akan naik bila penawaran sedikit.
Semakin tinggi harga semakin banyak pula penawaran yang dilakukan dengan
anggapan ceteris paribus. Setara dengan : bila harga naik maka permintaan
turun, permintaan semakin banyak bila harga turun (hukum permintaan).
C. Faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan
(demand)
1. Perilaku konsumen/selera konsumen saat ini
handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli,tetapi beberapa tahun
yang akan datang mungkin sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan
pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal
maka meisis,selai dan margarin akan
turun permintaannya.
turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya tunjangan gaji dan pendapatan yang
besar dapat membeli banyak barang
yang dia inginkan,tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan me
ngirit pemakaian barang yang dibelinya
yang dia inginkan,tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan me
ngirit pemakaian barang yang dibelinya
4. Perkiraan harga dimasa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik,maka orang
akan menimbun atau membeli
ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung/flu babi sedang merebak,produk
masker pelindung akan sangat laris.
pada bulan puasa permintaan buah kurma,blewah,timun suri,sirup akan meningkat.
pada bulan puasa permintaan buah kurma,blewah,timun suri,sirup akan meningkat.
D. Faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran (suply)
Biaya produksi dan tekhnologi yang digunakan tujuan
perusahaan pajak ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
prediksi/perkiraan harga di masa depan pembahasan :
1. biaya produksi dan tekhnologi yang digunakan
Jika biaya produksi/pembuatan suatu produk sangat
tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang
mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak
laku terjual.dengan adanya tekhnologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan
biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan
sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin
keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin
produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang
rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah
untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih
tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan
konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga
yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah
sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang
perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan
harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai
faktor.
Elastisitas Dalam Perekonomian
1. Pengertian Elastisitas
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari
aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga
dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu
pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan
penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan
harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply
beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?
Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang
menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/
ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
1.1 Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep
yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/
kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama
yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :
1.
elastisitas harga
permintaan
2.
elastisitas silang
3.
elastisitas pendapatan
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/
respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan
kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang
yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan
hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan
sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena
sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga
ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar
dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat
dikatakan :
1.
Tidak elastisitas (in
elastic)
2.
Unitari (unity) dan
3.
Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Dimana :
Eh = elastisitas harga permintaan
Q = Jumlah barang yang diminta
P = harga barang tersebut
Δ = delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3
kategori :
1.
Apabila perubahan harga
(ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta
(Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar
koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih
landai. [ % ΔP < % Δ Q].
2.
Apabila persentase
perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang
yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana
besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya
membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
3.
Apabila persentase
perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang
diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic
dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva
permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan
karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan
harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga
keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi,
elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah
elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan
titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau
unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan
diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
·
Permintaan yang elastis
sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari
kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang
diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal
dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar
dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi
ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga
yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
·
Kurva permintaan yang
tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling
rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap
perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol
(Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi
jumlah permintaannya.
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi
konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada
produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka
merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan
dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga
permintaan :
1.
Tersedia atau tidaknya
barang pengganti di pasar
2.
Jumlah pengguna/tingkat
kebutuhan dari barang tersebut
3.
Jenis barang dan pola
preferensi konsumen
4.
Periode waktu yang
tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan
barang tersebut.
5.
Kemampuan relatif
anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1.
terdapat banyak barang
subsitusi yang baik
2.
harga relatif tinggi
3.
ada banyak
kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1.
benda tersebut
digunakan dengan kombinasi benda lain
2.
barang yang
bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3.
Untuk barang tersebut
tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat
dibutuhkan.
Elastisitas Silang dalam
permintaan (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya
tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen,
harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi
permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut
dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan
pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah
merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan
persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y)
bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda
elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan
mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi
(pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan
harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging
sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak
sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila
elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang
dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan dalam Permintaan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada
pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang,
besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi
persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan
pendapatan, dengan rumus.
Jika Em = 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam
pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em >1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan
bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis),
maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu
barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang
berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas
tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau
superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat
berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap
barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
1.2 Elastisitas Penawaran
Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply)
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada
permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai
suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga,
penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada
elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang
diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Dimana :
Q adalah
jumlah barang yang ditawarkan;
P
adalah harga barang;
S
adalah delta atau perobahan.
Seperti terhadap koefisien elastisitas harga
permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga
kategori, yaitu :
·
Elastis (Es > 1)
·
In Elastis (Es < 1),
·
Unity (Es = 1).
·
Elastis Sempurna (Es =
~ );
·
In Elastis Sempurna (Es
= 0).
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan
diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
1.
Permintaan yang elastis
sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari
kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang
diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal
dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar
dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini
berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang
jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2.
Kurva permintaan yang
tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling
rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap
perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol
(Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi
jumlah permintaannya.
Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu,
apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi
produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan
perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen
untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas
penawaran.
Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1) tiga Immediate Run / Momentary
Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat
pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu
hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar.
The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup
panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup
panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru,
sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk
kurva penawaran Unity.
The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat
panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama
untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan
untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih
elastis,
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran
elastisitas permintaan, yaitu :
(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)
Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang
perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit
mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,
(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)
Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan
harga dan jumlah permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :
1. Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi
bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar
hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.
2. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;
Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa
memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya,
dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode
perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak
(a).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar