Kamis, 24 Oktober 2013

CASH FLOW





CASH FLOW
Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Definisi Caash Flow adalah laba, profit atau keuntungan. Kenapa saya memilih kata positif cashlow bukannya laba, profit atau keuntungan karena menurut saya sebuah investasi yang menguntungkan harus kita ketahui dari mana asal uang datang, kemana uang itu pergi dan berapa keuntungan kita. Kebanyakan orang mengabaikan hal ini, yang mereka perdulikan adalah hasil akhirnya yaitu laba, profit atau keuntungan. Para pengeruk keuntungan sesaat melalui penawaran program investasi abal-abal mencari orang-orang seperti ini, orang-orang yang kurang perduli terhadap bagaimana si investasi tersebut bisa menghasilkan keuntungan dan hanya tertarik pada iming-iming keuntungan besar dari investasi tersebut.
Contoh keuntungan dari positif cashflow adalah pendapatan sewa, pendapatan bunga, deviden, profit dari bagi hasil, keuntungan operasional, dll.

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk membuat laporan arus kas (cash flow statement) menurut sumber data yang digunakan—yang akan JAK overview melalui artikel ini. Masing-masing cara digunakan sesuai dengan KONDISI dan KEBUTUHAN.
“Kondisi” yang saya maksudkan adalah ketersediaan data untuk menyusun laporan arus kas. Dalam kondisi ideal, dan ini harapan setiap akuntan, semua data yang diperlukan tersedia. Namun pada kenyataannya tidak selalu demikian. Sedangkan “kebutuhan” dalam hal ini adalah, apa yang diharapkan dari sebuah laporan arus kas; apakah sekedar tahu arus kas saja? Atau sekaligus mengetahui hubungan antara Laporan Arus Kas dengan Laporan Laba Rugi? KONDISI dan KEBUTUHAN inilah yang menentukan cara mana yang akan digunakan untuk menyusun laporan arus kas, dan akan dibahas dalam artikel ini.
Seperti telah disampaikan di awal, ada 2 cara menyusun laporan arus kas, menurut sumber data yang digunakan:
  • Mengusun Laporan Arus Kas, dengan menggunakan sumber data berupa “Buku Kas”
  • Menyusun Laporan Arus Kas, dengan menggunakan sumberdata berupa “Laporan Laba Rugi” dan “Neraca Komparasi”
Bagian-bagian Cash Flow
Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
1.   Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akan diterima , jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
2.  Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan.
3. Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi defisit.
·      Kategori Cash Flow
Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa depan.
a.    Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow).
Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi mencakup berikut ini:
1.    Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi.
2.  Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai arus operasi jika berhubungan dengan kegiatan usaha yang utama.
b.    Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)
Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya. Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :
1.   Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.
2.    Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang di antisipasi.
3.    Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta
transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas investasi.
c.        Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow)
Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.

Ø Kegunaan Cash Flow
·      Manfaat Cash Flow
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama management. Diantaranya:
1.  Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang.
2.  Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
3. Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
4. Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
5.   Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan pinjaman ke bank.
6.   Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb.
·      Tujuan Laporan Cash Flow
Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini (Hongren dkk 1989 : 845) :
a.   Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.
b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.
c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.
d. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan pembayaran – pembayaran ini.
e.    Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
f.    Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan diperlukannya informasi arus kas.

Tujuan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas (Dyckman dkk 2001 : 550). Informasi arus kas membantu pemakai untuk menilai :
a.    Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.
b.    Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
c.     Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait.
d.   Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan (pendanaan) yang menggunakan kas dan yang tidak (non kas) terhadap posisi keuangan perusahaan.

CONTOH SOAL :

1. Sebuah perusahaan merencanakan membeli mesin bubut seharga 150 juta. Pengoperasiannya diharapkan bisa mendatangkan hasil sebesar Rp 20 juta per tahun selama 8 tahun. Nilai sisa 10 juta di akhir tahun ke-8. Untuk membeli mesin tadi, perusahaan meminjam Rp 80 juta dari Bank dengan bunga majemuk 6% setiap tahun dan sisanya sebesar 70 juta diambil dari dana internal kas perusahaan. Pembayaran pinjaman termasuk bunga akan dilakukan selama 5 tahun dengan jumlah yang sama tiap tahun. Bila MARR yang digunakan (baik untuk kas operasional maupun pembiayaan) adalah 8 % per tahun, apakah realisasi rencana pembelian tadi menguntungkan perusahaan tersebut?

2.    Sebuah mesin pengangkat beban memiliki harga Rp 70 juta dan akan didepresiasi dengan metode garis lurus selama 5 tahun sampai nilai sisanya nol. Pendapatan kotor yang dihasilkan oleh mesin ini adalah Rp 45 juta pertahun. Pengeluaran operasional untuk tahun 1 sampai 5 masing-masing adalah Rp 15 juta, Rp 16 juta, Rp 17 juta, Rp 18 juta dan Rp 19 juta. Pajak pendapatan yang dikenakan adalah 34% dan MARR setelah pajak adalah 10%. Hitunglah NPV (Net Present Value) dari aliran kas setelah pajak untuk mesin tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar